jalan-sunnah

My blogs

About me

Location Metro, Indonesia
Introduction “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran:31). Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat ini berkata, “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (sunnah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama (yang dibawa oleh) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya”
Interests Berkata 'Umar bin 'Abdil 'Aziz r.a "Berhentilah dimana Rasulullah dan para sahabat berhenti.., karena dengan 'ilmu mereka berhenti, dan dengan pandangan yg tajam mereka menahan diri. Sungguh..., merekalah orang yg paling bisa membuka tabirnya dan merekalah orang yg paling berhak mendapatkan keutamaan.. Jika Kalian berkata "Hal ini terjadi setelah mereka". Maka tidak ada yg membuat sesuatu yg baru setelah mereka..., kecuali orang yg menyelisihi petunjuk mereka dan benci terhadap sunnah mereka.. Para sahabat telah berbicara sesuatu yg mencukupi.., maka orang yang berbuat lebih dari mereka adalah orang yg memberatkan dirinya.., sedangkan yg berbuat kurang dari mereka adalah orang yg ceroboh.. Sebagian orang yg ceroboh dari mereka kemudian menjadi orang yg kurang ajar.. dan jauh dari kebenara...n..., Sebagian lagi ada yg berbuat lebih dari mereka.., maka jadilah dia orang yg melampaui batas.. Sedangkan orang yg berada pada posisi pertengahan akan berada dalam jalan petunjuk yg lurus" Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Wahai sekalian manusia, barangsiapa yang meniti jalan, maka hendaklah dia meniti jalan orang yang telah meninggal dunia karena sesungguhnya orang yang hidup tidak aman dari godaan. Mereka adalah sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah umat yang paling utama, paling dalam ilmunya, dan paling tidak membebani diri. Mereka adalah suatu kaum yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah pilih mereka untuk menemani Nabi-Nya dan menegakkan agamanya. Maka ketahuilah keutamaan mereka dan ikuti langkah-langkah mereka. Berpeganglah semampu kalian dengan akhlak dan agama mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas petunjuk yang lurus.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi 2/97 dan Dar’ud Ta’arudh 5/69).
Favorite Movies "Umar bin Abdil Aziz mengatakan: Barangsiapa beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada perbaikan yang dilakukan." (Al Amru bil Maruf, Ibnu Taimiyah, 15)
Favorite Music “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih.” (QS. Luqman: 6-7) Ibnu Mas’ud ditanya mengenai tafsir ayat tersebut, lantas beliau –radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Yang dimaksud adalah nyanyian, demi Dzat yang tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi selain Dia.” Beliau menyebutkan makna tersebut sebanyak tiga kali Rasulullah bersabda :"Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.”(Riwayat Bukhari) Jika dikatakan menghalalkan musik, berarti musik itu haram. Ibnu Mas’ud mengatakan, “Nyanyian menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan sayuran.” Imam Malik bin Anas. Beliau berkata, “Barangsiapa membeli budak lalu ternyata budak tersebut adalah seorang biduanita (penyanyi), maka hendaklah dia kembalikan budak tadi karena terdapat ‘aib.” Imam Asy Syafi’i. Beliau berkata, “Nyanyian adalah suatu hal yang sia-sia yang tidak kusukai karena nyanyian itu adalah seperti kebatilan. Siapa saja yang sudah kecanduan mendengarkan nyanyian, maka persaksiannya tertolak.” Imam Ahmad bin Hambal. Beliau berkata, “Nyanyian itu menumbuhkan kemunafikan dalam hati dan aku pun tidak menyukainya.”
Favorite Books Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata, “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia)”